Senin, 10 Februari 2014

Tenggelamnya Kapal Van der Wijck

Judul: Tenggelamnya Kapal Van der Wijck
Penulis: Hamka
Kategori: Novel Klasik
Penerbit: PT. Bulan Bintang
Cetakan: Keduapuluh tiga, September 1999
Ukuran: 15 x 21 cm
Tebal: 224 halaman
Kondisi: Bagus
Harga: TERJUAL - MAGELANG
Order: SMS
083862205877

Tenggelamnja Kapal Van der Wijck (EYD: Tenggelamnya Kapal Van der Wijck) adalah sebuah novel yang ditulis oleh Haji Abdul Malik Karim Amrullah atau lebih dikenal dengan nama Hamka. Menyinggung karya sastra Buya Hamka, berarti persoalannya tak jauh dari 'kisah-kisah yang menguras air mata.' Namun yang demikian benar adanya. Seolah dalam novelnya, Hamka menegaskan bahwa di dunia yang fana ini, kebahagiaan hakiki lahir dari penderitaan dan kesedihan.

Seperti novel Hamka sebelumnya, Di Bawah Lindungan Ka'bah, Tenggelamnya Kapal Van der Wijck ditulis untuk mengkritik beberapa tradisi dalam adat Minang yang berlaku saat itu. seperti perlakuan terhadap orang berketurunan blasteran dan peran perempuan dalam masyarakat; hal ini dimunculkan dengan usaha Hayati menjadi istri yang sempurna biarpun Aziz tidak menghargainya. Hamka beranggapan bahwa beberapa tradisi adat tersebut tidak sesuai dengan dasar-dasar Islam ataupun akal budi yang sehat. Dalam karyanya yang lain, Hamka terus mengkritik adat.

Novel ini pertama kali ditulis oleh Hamka sebagai cerita bersambung dalam sebuah majalah yang dipimpinnya, Pedoman Masyarakat pada tahun 1938. Dalam novel ini, Hamka mengkritik beberapa tradisi yang dilakukan oleh masyarakat pada saat itu terutama mengenai kawin paksa. Kritikus sastra Indonesia Bakri Siregar menyebut Van der Wijck sebagai karya terbaik Hamka, meskipun pada tahun 1962 novel ini dituding sebagai plagiasi dari karya Jean-Baptiste Alphonse Karr berjudul Sous les Tilleuls (1832).

Diterbitkan sebagai novel pada tahun 1939, Tenggelamnya Kapal Van der Wijck terus mengalami cetak ulang sampai saat sekarang. Novel ini juga diterbitkan dalam bahasa Melayu sejak tahun 1963 dan telah menjadi bahan bacaan wajib bagi siswa sekolah di Indonesia dan Malaysia.

1 komentar: