Rabu, 12 Maret 2014

Peristiwa Mandor Berdarah

Judul: Peristiwa Mandor Berdarah; Eksekusi Massal 28 Juni 1944 oleh Jepang
Penulis: Syafaruddin Usman MHD dan Isnawita Din
Kategori: Kisah Nyata
Penerbit: Media Pressindo
Cetakan: Pertama, 2009
Ukuran: 14,5 x 21 cm
Tebal: 212 halaman
Kondisi: Bagus
Harga: TERJUAL - JAKARTA
Order: SMS 083862205877

"Saya angkat bedil serta bayonet dengan tangan yang gemetar dan dengan tuntunan sumpah serapah sang letnan yang hampir histeris. Saya berjalan pelan-pelan ke pria Cina yang berdiri dengan muka ketakutan di samping lubang mayat, liang kubur yang ia bantu ketika menggalinya. Dalam hati saya meminta maaf padanya, dengan mata dipejamkan dan sumpah-serapah letnan di kuping saya, saya menancapkan bayonet itu ke tubuh Cina yang menjadi tegang itu. Waktu saya membuka mata saya, saya melihat orang Cina itu jatuh perlahan ke dalam liang kuburannya. Pembunuh kriminal, begitu saya memanggil diri saya". (Tajima, prajurit kempeitai Jepang)

Mandor terletak sekitar 88 km dari Pontianak, Kalimantan Barat. Daerah ini menjadi saksi kekejaman balatentara Jepang pada masa perang di Tokyo. Namun menurut Yamamoto, seorang letnan Jepang, korban pembantaian massal sekitar 50.000 orang. Jumlah ini melebihi korban Westerling di Sulawesi Selatan.

Korban pembantaian berasal dari kalangan feodal lokal, cerdik pandai, ambtenaar, politisi, tokoh masyarakat, tokoh agama, hingga rakyat jelata, dari berbagai etnis, suku maupun agama. Para korban diduga dipancung hidup-hidup dengan samurai setelah kepalanya ditutupi dengan sungkup. Ini terbukti dengan ditemukan banyaknya samurai patah dan batu asahan berserakan di sekitar tempat pembantaian massal itu.

Apa motif yang melatarbelakangi pembantaian sadis itu? Apakah ada hubungannya dengan Perang Dunia II? Atau tragedi itu terjadi akibat pengkhianatan bangsa sendiri demi ambisi pribadi? Semua terjawab dalam buku Peristiwa Mandor Berdarah ini!

1 komentar: