Jumat, 07 Maret 2014

Dalang Peristiwa 15 Januari 1974 (Malari)

Judul: Dalang Peristiwa 15 Januari 1974 (Malari)
Penulis: A. Yogaswara
Kategori: Politik
Penerbit: Media Pressindo
Cetakan: Pertama, 2009
Ukuran: 14,5 x 21 cm
Tebal: 128 halaman
Kondisi: Bagus
Harga: TERJUAL - PURWOKERTO
Order: SMS
083862205877

"Pemerintah tidak memperhatikan rakyat, membiarkan harga melonjak dan memanfaatkan kekuasaan hanya untuk kroni terdekat mereka. Karena itu … pemerintah harus dikoreksi …” (Hariman Siregar, Ketua Dewan Mahasiswa UI saat terjadinya Peristiwa Malari)

“I'll be the next president!” (Ucap Ali Moertopo suatu kali di masa kampanye Pemilu 1971)

“Tujuan akhir Ali Moertopo adalah kepemimpinan politik negara/(menjadi) Presiden.” (Soemitro menunjukkan kecurigaannya pada ambisi Ali Moertopo)

15 Januari 1974 …
Kepulan asap menghitam, menghiasi langit kota Jakarta. Mobil-mobil buatan Jepang dibakar. Gedung-gedung yang ada hubungannya dengan Jepang, seperti bangunan milik Astra Motor, dihancurkan. Pabrik minuman asal luar negeri, Coca Cola, juga menemui nasib yang sama. Bahkan keesokan harinya, massa mulai merampok dan menjarah pusat pertokoan di Pasar Senen ….

Peristiwa Malapetaka 15 Januari 1974 (Malari) telah lama berlalu, namun teka-teki apa yang sesungguhnya terjadi dan siapa yang berada di balik huru-hara yang hampir menghanguskan kota Jakarta masih belum terpecahkan. Hariman Siregar (Ketua Dewan Mahasiswa UI) dan beberapa orang yang dituduh menjadi antek PSI-Masyumi, memang telah dijebloskan ke penjara. Tetapi dalang sebenarnya tetap menjadi misteri ….

Nama Ali Moertopo (Opsus/Aspri) dan Soemitro (Pangkopkamtib) disebut-sebut menjadi pemicu ledakan yang nyaris mengguncang kursi kekuasaan Soeharto. Keduanya dikatakan saling berebut pengaruh untuk menggantikan Soeharto. Menurut sejarawan Asvi Warman Adam, friksi elite militer yang tampak pada rivalitas Jenderal Soemitro dan Jenderal Ali Moertopo dapat disebut dengan permainan “jenderal kalajengking” (scorpion general). Kejadian ini, dikatakannya, lalu berulang pada Mei 1998 saat Wiranto berhadapan dengan Prabowo yang berujung pada tergulingnya Presiden Soeharto dari kekuasaan.

Benarkah ada ketidakkompakkan dalam tubuh militer?

0 komentar:

Posting Komentar